Filsafat Pendidikan Islam

 


 FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MUHAMMAD ABDUH




DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD NASRULLAH



JURUSAN : TARBIYAH









BAB I

Pendahuluan

Sejarah sangat berpengaruh besar pada perkembangan zaman berikutnya. Sejarah memiliki berbagai macam nilai yang bisa diambil sebagai hikmah dan pelajaran untuk generasi setelahnya sehingga sejarah harus dijaga, dilestarikan dan di teliti agar makna yang terkandung didalamnya punya pengaruh besar bagi zaman – zaman yang akan datang.

Kita tidak bisa pungkiri bahwasanya sejarah sudah mewarnai dunia di abad ini yang dampaknya bisa kita rasakan hingga saat ini bahkan seolah-olah mereka para pencetus sejarah sedang memimpin kita saat ini.

Maka perlulah sekiranya jika sejarah kita jadikan pacuan dan rujukan yang bisa di telaah untuk membentuk sejar-sejarh selanjutnya yang nantinya bisa membawa dampak yang lebih baik bagi diri kita maupun masyarakat di dunia.












BAB II

Pembahasan

A. Biografi Muhammad Abduh

Muhammad Abduh adalah seorang pemikir, teolog, mufti dan pembaru Islam di Mesir pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 M. Pada tahun 1849 M/226 H di Mesir, Muhammad Abduh lahir bertepatan pada masa pemerintahan Ali Pasya dan dibesarkan di Mahallat Nasr. Beliau adalah putera dari Abduh Hasan Khairullah yang berasal dari Turki dan telah lama menetap di Mesir. Sedangkan Ibunya berasal dari suku Arab asli dan silsilah keturunannya sampai pada khalifah Ummar bin Khattab.

Muhammad Abduh pada usia 12 tahun sudah mampu menyempurnakan hafalannya dan pada umur 14 tahun beliau dikirim belajar oleh ayahnya ke Tanta untuk belajar di Masjid Ahmadi. Dua tahun setelah belajar di masjid tersebut Muhammad Abduh merasa bosan dan kecewa karena metode yang digunakan adalah hafalan tanpa mementingkan pemahaman. Lalu kemudian beliau kembali ke Mahallat Nasr.

Setelah empat puluh hari setelah menikah, Muhammad Abduh diminta oleh Ayahnya kembali ke Tanta, namun ditengah perjalanan pulang beliau mengubah haluan menuju Kanisah untuk menemui pamannya –syeikh Darwisy Khadar-. Pamannya adalah seorang yang memiliki pengetahuan yang sangat luas karena sering melewati perlawatan ke luar mesir dan melalui pamannyalah beliau tekun belajar ilmu tasawuf dan kembali belajar ke Masjid Al-Mahdi lalu ke Kairo dan belajar di Al-Azhar. Di Al-Azhar adalah awal perkenalan Abduh dengan tokoh pemikir Islam –Jalaluddin Al-Afgani- yang memiliki kepandaian, wibawa, karisma, dan keyakinan akan masa depan peradaban Islam yang kemudian menjadi guru Muhammad Abduh.

Melalui Jalaluddin-lah Muhammad Abduh mendalami pengetahuan filsafat, teologi, politik, dan jurnalistik serta salah satu bidang yang sangat menarik perhatian Abduh adalah teologi, terutama teologi Mu’tazilah yang disebut sebagai aliran rasionalis yang lebih banyak didukung oleh dalil aqliyah(akal).

Dengan buah pemikirannya, Muhammad Abduh banyak berkomentar tentang dan mengkritisi pemerintahan berkenaan dengan politik pendidikan yang diterapkan saat itu yang menyebabkan mahasiswa Mesir tidak mempunya ruh kebangsaan yang hidup hingga rela dipermainkan oleh politik penjajahan asing.

Pada tahun 1882 M, terjadi pemberontakan di Mesir yang dipimpin oleh para perwira tinggi yang awalnya adalah perwira kepercayaan pemerintahan saat itu. Pemberontakan tersebut disebabkan oleh kemunculan sebuah gerakan yang dipimpin oleh Arabiya Pasya dan Abduh sebagai penasehatnya. Setelah pemberontakan berhasil dipadamkan akhirnya Muhammad Abduh dibuang keluar negeri. Pada masa pembuangan tersebut, semangat dakwahnya tidak pernah padam, beliau selalu menyebarkan dakwahnya, baik sebagai seorang guru maupun melalui tulisan-tulisan dan lain-lain.

Abduh memang selalu bersikap berani dalam membela Islam dari segala serangan dan penghinaan. Ia menantang Gabriel Henatoux, menteri luar Negeri Prancis karena tulisannya tentang Islam yang menurut Abduh tidak benar dan merupakan suatu penghinaan.

Di paris, bersama Jalaluddin Afgani menyusun gerakan yang disebut al-urwah al-wutsqa, gerakan kesadaran ummat Islam sedunia dengan menerbitkan majalah al-urwah al-wutsqq. Dan kemudian melalui majalah ini ternyata sangat berpengaruh bagi ummat Islam sehingga membuat kaum imperialis gempar dan cemas sampai kemudian pemerintah perancis melarangnya terbit demikian pula dengan pemerintah Inggris yang melarang masuknya majalah itu ke India dan Mesir.

Pada tahun 1884 M, Abduh diizinkan untuk kembali ke Mesir dan ia kemudian dipercaya untuk memegang jabatan penting di pemerintahan dan masyarakat sangat menghormatinya. Lalu Muhammad Abduh melakukan perbaikan di Universitas Al-Azhar dan didukung oleh perintah yang dipimpin oleh Khedive Abbas Hilmi dan beliau juga dipercayai sebagai Mufti[1] Mesir oleh pemerintah hingga beliau meninggal dunia. Abduh sering ditunjuk sebagai ketua panitia penghubung dengan pemerintahan dan ia juga dikenal sebagai hakim yang sangat adil.

B. Pemikiran Muhammad Abduh : Bidang teologi, politik dan kenegaraan.

Pokok pemikiran Muhammad Abduh dalam bidang teologi terdapat dalam kitab Risalah Tauhid :

1. Tentang konsep Iman, yaitu Iman bukan sekedar tasya’iq melainkan juga mencakup Ma’rifat yang disertai dengan perbuatan. Iman itu sendiri mencakup tiga unsur:

· Ilmu (pengetahuan)

· I’tiqad (kepercayaan) dan

· Keyakinan



2. Sifat Tuhan adalah esensi Tuhan, yakni sifat Tuhan itu tidak berdiri sendiri.

3. Perbuatan wajib Tuhan mengatur ala mini sesuai dengan sunnah-Nya dan kepentingan Manusia. Selain itu tugas Tuhan adalah berbuat kepada manusia, tidak membebani manusia dengan hal yang diluar kemampuan manusia, mengirim Rasul sebagai teladan bagi ummat Manusia yang berbuat baik dan jahatsesuai dengan apa yang mereka lakukan.

4. Konsep keadilan Tuhan, Tuhan Maha adil, mustahil Tuhan berbuat aniaya, karena hal tersebut bertentangan dengan keadilan Tuhan.

5. Konsep kekuasan dan kehendak Tuhan, Tuhan maha kuasa dan maha berkehendak tapi tidak berkehendak sewenang-wenang karena bertentangan dengan sifat adil-Nya.

6. Manusia diberi kehendak dan kebebasan untuk berkehendak dan berbuat sehingga dibekali akal dan pikiran untuk mempertimbangkan akibat perbuatannya dan kebebasan dibatasi oleh hukum alam (sunnatullah).

7. Akal mempunyai fungsi yang sangat tinggi. Dengan akal ia dapat mengetahui adanya Tuhan dan sifatnya, hidup di akhirat, kewajiban hamba terhadap Tuhannya dan lain-lain.



Dalam bidang politik dan kenegaraan, Abduh berpandangan bahwa pembaharuan Negara dapat dicapai melalui pembaruan ummat. Abduh tidak menghendaki jalan revolusi akan tetapi evolusi, tidak menghendaki jalan konfrontatif dengan penjajah dan kekuasaan perlu dibatasi dengan konstitusi yang jelas yakni sistem musyawarah yang dapat mewujudkan politik yang demokratis agar tidak timbul tindakan sewenang-wenang.

Muhammad Abduh juga berpandangan bahwa Islam mundur karena ummatnya statis. Mereka enggan dan bahkan menolak pembaharuan, maka abduh menganjurkan agar kembali kepada Al-Qur’an dan hadits serta menyatakan bahwa pintu ijtihad masih terbuka.[2]
Pemikiran Muhammad Abduh tentang Pendidikan

Abduh melihat bahwa salah satu pemyebab keterbelakangan ummat Islam yang amat memprihatinkan adalah hilangnya tradisi intelektual yang pada intinya ialah kebebasan berfikir. Dan juga pada umumnya pendidikan tidak diberikan kepada kaum wanita sehingga wanita tetap dalam kebodohan.. abduh berpandangan bahwa penyakit tersebut berpangkal dari ketidaktahuan ummat Islam pada ajaran agama yang sebenarnya dan obat untuk penyakit tersebut yakni dengan cara mendidik dengan sistem yang tepat.

Sebelumnya pendidikan di Mesir yang diawali oleh Muhammad Ali hanya menekankan pada perkembangan aspek intelektual dan mewariskan dua tipe pendidikan pada masa berikutnya. Model pertama yakni sekolah modern yang memberikan pengetahuan barat tanpa memberikan ilmu agama, sedangkan model kedua yakni sekolah agama yang hanya memberikan ilmi pengetahuan agama tanpa mempelajari ilmu modern dari barat sehingga perkembangan intelektual berkurang dan masing-masing dari dua model sekolah tersebut berdiri sendiri-sendiri tanpa mempunyai hubungan satu sama lain.

Muhammad Abduh melihat segi negatif dari dua pola pendidikan tersebut sehingga mendorongnya untuk mengadakan perbaikan pada dua instansi tersebut. Berikut berbaikan yang dilakukan Abduh dalam bidang pendidikan tersebut :

1. Tujuan pendidikan. Menurut Abduh tujuan pendidikan adalah mendidik akal dan jiwa dan menyampaikannya pada batas-batas kemungkinan seorang untuk mencapai kebahagian di dunia dan akhirat. Abduh berkeyakinan apabila aspke akal dan spiritual dididik dengan cara dicerdaskan dengan agama, ummat Islam akan bersaing dengan ilmu pengetahuan baru dan dapat mengimbangi mereka (barat) dalam kebudayaan.

2. Kurikulum sekolah. Muhammad abduh merumuskan kurikulum sebagai berikut:

· Untuk sekolah tingkat dasar : membaca, menulis, berhitung dan pelajaran agama dengan materi aqidah, akhlaq dan sejarah Islam.

· Untuk tingkat menengah : mantiq dan dasar, dasar penalaran, akidah yang dibuktikan dengan akal dan dalil-dalil yang pasti, fiqh dan akhlaq dan sejarah Islam.

· Untuk tingkat atas : tafsir, hadits, bahasa Arab, dengan segala cabangnya, akhlaq dengan pembahasan yang rinci, sejarah Islam, retorika, dan dasar-dasar berdiskusi dan ilmu kalam.

3. Metode pengajaran. Abduh sangat menekankan pemberian pengertian (pemahaman) dalam setiap pembelajaran dengan diskusi bersama dan menghindari metode hafalan tanpa pemahaman karena hanya akan merusak daya nalar siswa.

4. Pendidikan bagi perempuan. Menurut Abduh Pendidikan harus diikuti oleh semua kalangan baik laki-laki maupun perempuan. Terutama perempuan karena perempuan harus mendapatkan hal yang sama dalam pendidikan.[3]

Dari beberapa penjelasan di atas, Nampak bahwa Muhammad Abduh ingin menegakkan nilai-nilai berikut bagi masyarakat Muslim utamanya.

· Nilai persatuan dan solidaritas. Yakni memulihkan kembali kekuatan islam dengan membentuk al-urwah al-wutsqa.

· Nilai pembaruan bertujuan untuk membuka pemikiran dikalangan ummat Islam yang beranggapan pintu ijtihat telah tertutup dan taklid.

· Nilai perjuangan. Yakni gerakan perjuangan baik di dalam politik secara diplomatis, pendidikan, maupun sosial yang mengandung perjuangan dalam membela agama Islam.

· Nilai-nilai kemerdekaan. Abduh berusaha membuka pemikiran yang bebas dalam mengemukakan pemikiran.

Demikian Pemikiran Muhammad Abduh yang dinilai sebagai awal dari kebangkitan abad ke-20 yang disebarkan melalui majalah al Manar dan al urwah al-wutsqa yang kemudian menjadi rujukan para tokoh pembaru Islam dan kurikulum pendidikan yang merujuk pada hasil karya Muhammad Abduh.




[1] Mufti dipandang sebagai jabatan tertinggi bagi ummat Islam saat itu.


[2] Penyusun ensiklopedi Islam, 2005: 13-15


[3] Lihat QS Al-Baqarah :228 dan Al-Ahzab : 35

Related Posts:

Manajemen Sekolah















PENDAHULUAN

Manajemen pendidikan adalah salah satu metode untuk mengembangkan sekaligus upaya untuk meningkatkan kualitas dan mutu sekolah dalam mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan. Selain itu manajemen pendidikan juga merupakan kunci keberhasilan dalam pengelolahan sekolah. Manajemen yang baik tentu akan berdampak dari lulusan-lusan yang berkualitas juga.
Kepala sekolah mempunyai peranan penting dalam kemajuan pendidikan di sekolah. Manajemen pendidikan wajib menjadi pegangan kepala sekolah dalam mengatur dan merencanakan sekolah kedepannya. Kepala sekolah yang tidak mempelajari atau malah mengabaikan manajemen ini tidak akan memeroleh tujuan yang diharapkannya karena untuk mencapai tujuan kepala sekolah harus berpijak pada perilaku yang sistematis dan berhubungan dengan konsep, asumsi dan generalisasi teori manajemen bukan hanya sekedar rekaan atau pendapatnya.




PEMBAHASAN

Pengertian Manajemen

Manajemen sekolah merupakan suatu kegiatan yang memiliki nilai filosof yang tinggi dan dengan tujuan yang berpola efektif dan efisien. Yang pada hakikatnya untuk meningkatkan performan atau kinerja sekolah dalam pencapaian tujuan – tujuan pendidikan, baik local maupun institusional. Dan keberhasilah itu akan tampak dari beberapa factor sebagai indicator kinerja yang berhasil dicapai. Manajemen sendiri bermakna memenej atau mengatur. Banyak hal yang harus diatur meliputi manusia, uang, mesin, dan lain sebagainya. Maka dari itu kepala sekolah sangat diharapkan mampu secara maksimal melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mengelola berbagai aspek komponen sekolah untuk mencapai tujuan sekolah yang telah dirumuskan.
Covey (1990-1998) mengemukakan “if you want to accomplish something, you start with the end in mind. To begin with the end in mind means to start a clear understanding of your destination. It means to know where you are going”. Kepala sekolah juga perlu berpikir system (system thingking) yang oleh senge (1990-69) dideskripsikan sebagai suatu discipline for seeing wholes: disiplin untuk melihat secara keseluruhan , yaitu suatu framework (kerangka acuan) untuk meliha keinterelasian daripada elemen-elemen . berpfikir system dibutuhkan karena kepala sekolah sering dihadapkan pada komleksitas . berfikir system juga menawarkan suatu bahasa yang dapat menstruktur bagaimana cara barfikir tentang berbagai tipe kerelasian dan bagaimana organisasi-organisasi berubah. Kepala sekolah dikondisikan untuk melihat kehidupan ini sebagai suatu kejadian dan berfikir bahwa setiap kejadian tidak memiliki cause (sebab) yang jelas.
Oleh karena itu, para pengelola pendidikan Indonesia –diperkirakan- belum banyak berfikir sistemis dan sistematis, reformasi atau transfor- masih paling sering melalui pendekatan dalam suatu bentuk satu demi satu. Misalnya, persayaratan kelulusan ditingkatkana, guru-guru dilatih dalam suatu proses baru yang pada akhirnya dapat menghasilkan konsekuensi negative yang tidak diinginkan dalam bagian lain dari sitem. Misalnya penigkatan persyaratan kelulusan dalam matematika tanpa perubahan yang tepat alam asesmen, kurikulum dan metode instruksional yang dapat meningkatkan angka D.O (drop out).

Manajemen dan kepemimpinan sekolah

Manajer sekolah
Kepala sekolah sebagai manajer menempati posisi yang telah ditentukan dalam organisasi sekolah. Kepala sekolah memunyai posisi puncak memegang kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kepala sekolah sebagai pemegang jasa suatu bidang jasa professional yang sangat khusus. Rozenholz (1985) dalam girling dan keith(1995:xvii) menyatakan :

“On the school effectiveness indicated that organizational characteristic of school account for 32 percent of between school variance in the student achievement. This means that as much as one- third of the student’s gain or loss on achievement test can be accounted for by the quality of school management”

Peran kepala sekolah yang seperti ini menunjukkan bahwa mereka memilki dua peran besar dalam melaksanakan tugasnya, pertama sebagai manajer dan kedua sebagai pemimpin. Perhatian kepala sekolah sebagai seorang manajer terutama tertuju pada pemeliharaan struktur, prosedur, dan tujuan yang berlaku. Oleh karena itu kepala sekolah sebagai manajer dapat dilihat dari suatu kekuatan stabilisasi. Seorang pemimpin, sebaliknya dapat dilhat sebagai seorang yang dapat melakukan perubahan. Perbedaan peran dan fungsi kepemimpinan dan manajer dapat dilihat melalui table berikut :







Leader Manajer
Is concerned with growth In concerned with maintenance
Is a director Is a stage manager
Reflects moral authority Reflects legal and bureaucratic authority
Challenges people Keeps people happy
Has vision Keep lists, schedules, and budgets
Exercises power of shared purpose Exercises power of sanctions and reward
Defines what is real as what is possible Defines what is real as what is
Motivates Controls
Inspires Fixes
Illuminates Coordinates
Sumber:

Kepala sekolah sebagi pemimpin hdan manajer harus mempunyai kemampuan kepemimpinan yang prima demi organisasi yang dipimpinnya. Sutisna menyatakan :

Administrator menghadapi pilihan untuk menjadi seorang cendekia yang senantiasa memperdalam pengetahuannya tentang masalah-masalah dan isu-isu penting dibidangnya, orang yang menempatkan dirinya dalam posisi kepemimpinan melalui pengetahuan dan kesanggupannya. Dalam hal yang pertama, administrator sering tenggelam dalam masalah dan perkara-perkara yang diserahakan kepadanya oleh orang lain. Dalam hal yang kedua ia menawarkan kepada dirinya sendiri kesempatan untuk berpartisipasi dalam menetapkan peran profesionalnya sendiri. Ia membuat pilihan terhadap masalah-masalah yang akan dipecahkannya dan memeroleh kepuasan dalam membuat program-program berjalan dalam perumusannya ia memikul tanggung jawab yang paling besar

Manajemen mengandung arti optimalisasi sumber-sumber daya atau pengelolahan dan pengendalian. Persoalannya adalah pengendalian dan pengelolahannya seperti apa yang dibutuhkan sekolah. Optimalisasi sumber-sumberdaya berkenaan dengan pemberdayaan sekolah merupakan alternative yang paling tepat untuk mewujudkan suatu sekolah yang mandiri dan memiliki keunggulan tinggi. Pemberdayaan yang dimaksud adalah untuk memberikan otonomi yang lebih luas dalam memecahkan masalah di sekolah.. hal tesebut memerlukan perubahan kebijakan dibidang manajemen pendidikan dengan prinsip memberikan kewenangan dalam pengelolahan dan pengambilan keputusan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masing-masing secara local.

Kepemimpinan kepala sekolah.
Peters dan Austin dalam sallis (1993), memberikan pertimbangan mengenai kepemimpinan pendidikan yang dengan tema Exellence in school leadership. Mereka berpendapat bahwa kepemimpinan pendidikan membutuhkan perspektif sebagai berikut :


Visi dan symbol. Kepala sekolah atau guru kepala harus mengkomunikasikan nilai nilai institusi kepada staf-stafnya, siswa dan masyarakat luas.
Manajemen by walking about yang merupakan gaya kepemimpinan bagi setiap institusi.
For the kids. Istilah dalam pendidikan yang berarti ekuivalen dengan dekat para pelanggan.
Autonomi pengalaman dan dukungan tehadap kegagalan. Pemimpin pendidikan harus mendorong inovasi di antara staffnya dan siap terhadap kegagalan yang pasti muncul dalam melakukan inovasi.
Minciptakan rasa “kekeluargaan”. Pemimipin perlu menciptakan suatu perasaan sebagai komunitas di antara siswa, murid, orang tua, guru dan staff pendukung.
Rasa sebagai keseluruhan, ritme, keinginan kuat, intensitas, dan antusiasme.







Hal tesebut adalah beberapa mutu personal yang essensial dan bibutuhkan bagi pemimipin pendidikan.
Mengomunikasikan Visi, Senior harus memberikan arahan, visi, dan inspirasi.
Membudayakan para guru. Aspek kunci peran kepemimpinan dalam pendidikan adalah memberdayakan para guru untuk memberikan meraka kesempatam secara maksimum guna mengembangkan belajar siswanya.

Kepemimpinan yang effektif bagi perubahan datang dari orang-orang yang ingin tumbuh dan berfungsi sepenuhnya. Pentingnya peranan pendidikan bagi perubahan social, cultural, ekonomi dan politik harus ditekankan. Di berbagai Negara, pendidikan dipandang sebagai sumber daya nasional yang vital dan esensial bagi persaingan yang berhasil dalam perjuangan pendidikan untuk kekuasaan dan supremasi.
Kreativitas dalam menggunakan pengetahuan akan menjadi teramat penting bila tekanan ditempatkan pada pengembangan pertimbangan yang kritis, hipotesa yang produktif dan kesimpulan yang beralasan.. isi dan berbagai bidang mata pelajaran akan meminta penilaian yang teliti untuk menentukan apa yang hendak diajarkan dan bagaimana cara yang terbaik untuk mengajarkannya.

Menyusun rencana sekolah dan merumuskan kebijakan

Rencana pengembangan sekolah.
RPS merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan sekolahyang tepat, melalui urutan pilihan dan dengan memperhitungkan sumberdaya yang tersedia menuju sekolah yang berkualitas. RPS merupakan dokumen tentang gambaran kegiatan sekolah sekarang dan akan datang dalam rangka untuk mencapai tujuan sekolah yang ditetapkan. Dengan kata lain, RPS adalah suatu rangkaian rencana yang menggambarkan adanya berbagai upaya sekolah dan pihak lain yang tekait untuk mengatasi berbagai persoalan sekolah yang ada.
RPS berisi sasaran program dan kegiatan untuk mengatasi kesenjangan yang ada antara kenyataan. Kenyataannya , sekolah –sekolah yang termasuk dalam sekolah sekarang masih memiliki kekurangan, baik ditinjau dari output, proses maupun input sekolah. Kekurangan yang terdapat dalam tiap indicator pada tiap-tiap aspek tersebut juga sangat bervariasi. Misalnya, indicator pendidikan dalam aspek output seperti prestasi akademik, prestasi nonakademik, dan kelulusan siswa belum memenuhi persyaratan sekolah yang berkualitas.
Indicator dalam aspek proses pendidikan seperti PBM, manajemen, dan kepemimpinan juga belum memenuhi criteria. Demikian juga pada aspek input sekolah seperti indicator siswa, kurikulum, kepala sekolah, guru, tenaga pendukung, organisasi dan administrasi, sarana dan prasarana (ruang kelas, laboratorium, ruang multimedia, perpustakaan, ruang pimpinan, ruang guru, ruang TU, WC, dan prasarana/fasilitas pendukung lain seperti pembiayaan, lingkungan sekolah, hubungan kerja sama dan budaya sekolah.





KESIMPULAN

Dengan adanya teori Manajemen pendidikan ini akan sangat sangat berguna dan tentunya bagi setiap institusi-instirusi yang berkembang dibidang pendidikan. Jadi dengan adanya teori ini kepala sekolah beserta seluruh staf-staf yang mendukan akan lebih mudah dalam merumuskan dan merencanakan bagaimana sekolah dan seluruh kelulusannya kedepan.








DAFTAR PUSTAKA

Dr. Rohiat, M.Pd, Manajemen sekolah, Bandung, PT Refika Aditama, 2010
Thomas J. sergiovanni dan Robert J. Starratt, new York, McGraw-Hill, Inc, supervision a redefinision, 1993

Related Posts:

Sejarah Daulah Bani Abbasiyah Periode Pertama






Abu Abbas As-Saffah (132-136 H)

Beliau seorang khalifah pertama pada kerajaan Abbasiyah. Lahir di Hamimah pada tahun 104 H. ibunya Rabtah binti ubaidullah al haritsi. Abu abbas dilantik menjadi khalifah pada 3 rabiul awal 132 H di Kuffah. Kala itu saat pelantikan beliau, Abu Abbas dalam kondisi sakit. Abu Abbas ialah seorang yang bermoral tinggi, pemalu, berpikiran luas, punya loyalitas dan disegani serta menunaikan setiap janji pada waktunya. Abu Abbas menjadi khalifah selama 4 tahun 9 bulan. Beliau wafat di kota Anbar pada hari Ahad, setengah pertama dari bulan zulhijjah tahun 136 H.

Orang-orang terkemuka khalifah Abu Abbas yang paling menonjol adalah saudaranya abu ja’far al manshur, paman-pamannya Abdullah, daud dan shaleh, bapak mereka ialah Ali bin Abdullah bin al abbas, dan abu muslim al khurasani. Sementara menteri-menterinya adalah abu salamah al khallal dan khlid bin barmak.
Nama- Nama khalifah Abbasiyah :
  • Abu al abbas as- saffah (750-754 M)
  • Abu ja’far al Mansur (754-775 M)
  • Al Mahdi (775-785 M)
  • Al Hadi (785-786 M)
  • Harun Ar- Rasyid (786-809 M)
  • Al-Amin (809-813 M)
  • AL- Ma’mun (813-833 M)
Dan masih banyak lagi penguasa-penguasa pada bani Abbasiyah
DAulah Bani Abbasiyah berlanjut dari tahun 132-656, kurang lebih selama 524 tahun. Pemerintahan daulah bani Abbasiyah menurut pandangan ahli sejarah membagi beberapa periode kepemimpinan. Dimulai dari khalifah periode pertama Abdul Abbas As-saffah hingga khalifah pada period eke Sembilan yakni khalifah Al Wasiq.
Beridirinya Daulah bani Abbasiyah atas dua strategi, yaitu yang pertama, dengan system mencari pendukung dan penyebaran ide secara rahasi, ini sudah berlangsung sejah akhir abad pertengahan hijriah yang dipusatkan di Hamimah. Kedua dengan system terang-terangan dan himbauan di forum-forum resmi untuk mendirikan daulah bani Abbasiyah berlanjut dengan peperangan melawan daulah bani Umaiyah.

System pemerintahan daulah Bani Abbasiya mengikut cara bani umaiyah. Dasar-dasar pemerintahan Abbasiyah diletakkan di khalifah kedua, Abu Ja’far al Mansur. Adapun sistem politik Abbasiyah yang dijalankan antara lain : para khalifah murni dari turunan Arab murni, kota Baghdad sebagai ibu kota Negara yang menjadi pusat kegiatan politik, ilmu pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting,


Sisitem sosial pada zaman Abbasiyah adalah sambungan dari zaman sebelumnya.
Kebudayaan akan berkembang dengan luas dikalangan ummat apabila ummat itu berada dalam keadaan tentram dan ekonominya stabil. Setelah tercapainya kemenangan di medan perang, tokoh-tokoh tentara membukakan jalan kepada anggota-anggota pemerintahan keuangan, undang-undang, dan berbagai ilmu pengetahuan untuk bergiat dilapangan masing-masing.
Kebangkitan ilmiah di zaman Abbasiyah pertama terbagi tiga bagian:


Kegiatan menyusun buku-buku ilmiah.
Mengatur ilmu-ilmu islam
Terjemahan dari bahasa asing
Diantara penyusunan terkemuka di zaman itu ialah Imam Malik yang menyusun kitab Muwatta’ . kala itu zaman Abbasiyah terkenal dengan zaman penyusunan buku-buku.
Dalam rangka memajukan dunia pendidikan Bani Abbasiyah mendirikan perpustakaan Baitul Hikmah. Lalu kemudian mereka juga mendirikan lembaga Baitul Hikmah atau khizanah al hikmah sawawin al hikmah. Lembaga tersebut berfungsi sebagai tempat penerjemahan, penulisan naskah dan penerbitan buku.
Sejak awal kekuasaannya bani Abbasiyah mereka sangat memperhatikan perkembangan pendidikan. Perkembangan pendidikan yang begitu maju mereka kemudian membuat kurikulum-kurikulum yang ditetapkan di madrasah. Ada dua jenis kurikulum yang ditetapkan di madrasah, yakni : kurikulum pendidikan rendah dan kurikulum pendidikan tinggi. Kurikulum pendidikan rendah bervariasi tergantung pada kebutuhan masyarakat. Namun secara umum kurikulum yang diajarkan adalah membaca, menulis, tata bahasa, hadits, prinsip dasar matematika serta syair selain itu ada pula yang menambahkan pelajaran nahwu dan cerita-cerita kepahlawanan islam. Bahkan ada kurikulum yang hanya menghafal Al-qur’an dan mengkaji dasar-dasar ajaran Islam.
Kurikulum pendidikan tinggi dibagi menjadi dua jurusan : jurusan ilmu pengetahuan agama dan jurusan ilmu pengetahuan umum.
Salah satu faktor yang mendorong cepatnya perkembangan pendidikan islam yakni ditemukannya teknologi pembuatan kertas. Penemuan ini memberikan dampak yang sangat besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang kemudian diikuti dengan dibuatnya percetakan al hikmah. Lalu kemudian perkembangan ilmu kimia yang kemudian ditemukannya bahan celep tekstil, tinta pada keramik, dan campuran logam decorative yang digunakan dalam pembuatan barang-barang logam. Sementara itu dalam ilmu matematika, oraqng islam berhasil menemukan angka nol. System angka yang dikenal dan digunakan dalam kebanyakan Negara di dunia dinamakan angka Arab sekaligus untuk membedakan dengan angka romawi yang tidak praktis.
Aljabar, trigonometri analitis, dan trigonometri bola adalah penemuan baru ilmuwan-ilmuwan Islam. Pada paruh kedua abad ke-9 M, Ilmuwan Arab Qusta bin Luqa al ba’labaki menerjemahkan tujuh buku aritmatika karya Diophantus untuk yang pertama kali kedalam bahasa Arab.


Lalu kemudian pada abad ke-10 dan ke-11 M Abu Bakr Muhammad Al- karaji memperkenalkan riset baru yang di fokuskan pada aplikasi sistimatis hukum aritmatika pada aljabar.
Banyak penemu-penemu terkemuka yang mengembangkan ilmu pengetahuan dengan temuan mereka yang kemudian mempercepat penyebaran ilmu pengetahuan.

Dapatkan artikel Lainnya tentang cara mendapatkan unag dengan Mudah

Related Posts:

Follow Me!!

Blogger Tips and TricksLatest Tips And TricksBlogger Tricks

Join Me

Flag Counter