Corruption







Korupsi merupakan bencana terbesar saat ini bahkan melebihi dahsyatnya tsunami di aceh dan sri lanka. Mengapa demikian? Kalau saja
tsunami bisa menghancurkan rumah, kendaraan dan seluruh yang menghalanginya, terlebih lebih lagi korupsi. Menghancurkan dan meluluhlantahkan bangsa dan seluruh rakyat yang ada.

Pandangan pemuda saat ini mengenai korupsi bukanlah hal yang “wow” lagi, bahkan sudah menjadi hal yang dianggap biasa dan bahkan sebagian kecil menjadi pengikutnya. Lantas mengapa korupsi itu tidak hilangkan? Pertanyaan ini sudah menjadi yang kesekian kalinya ditanyakan dan belum menghasilkan apa-apa. Tindakan pun belum juga terlihat jelas dan berani.

Kalau toh saja, kita benar-benar ingin menghilangkan korupsi dari negeri ini, ayo bersatu dan menjadi bagian dari hal ini. Kita tidak melihat kuantitasnya yang sedikit namun jika itu bersatu, solid pun bisa tercapai dan bahkan berbuah hasil yang baik pula.

Kekuatan yang sebenarnya itu bukan dilihat dari kuantitas namun lebih kepada kualitas dan kesolidan dari orang-orang yang berusaha untuk memperjuangkannya. Tidak menutup kemungkinan keajaiban itu akan ada dan datang lebih tepat.

Korupsi bagi pemuda adalah musuh dan biasanya bagi pemuda, musuh itu harus dibinasakan dan dibasmi secara menyeluruh sehingga tidak ada lagi akar-akar baru yang muncul dan berkembang biak. Tidak hanya itu, korupsi pun yang melakoni mereka –si otak pintar- dari yang katanya “memperjuangkan bangsa” dari hal-hal yang merugikan bangsa. Tapi toh itu cuma ucapan saja buktinya pun tak ada.

Kata pemuda, korupsi itu merugikan bangsa dan seluruh rakyat. Tapi kata mereka –koruptor- korupsi itu, pekerjaan baru yang harus dilakukan. Pendapatku begitu karena aku seorang pemuda. Meskipun mereka tidak berani mendeklarasikan bahwa hal itu pekerjaan baru. Dari tingkah pun sudah Nampak mereka menikmati hal itu. Sehingga sel besi pun menghampiri dan mempersilahkan mereka.

Sekarang yang menjadi pertanyaan bersar adalah, dimana pemimpin bangsanya? Tidak tahukah ia? Atau.. seandainya berburuk sangka itu boleh mungkin akan kulanjutkan maksudku. Sayang beribu sayang, mereka –para pemimpin- hanya menjadi boneka yang takut dan tunduk dengan sistem “bodoh” itu. Tidak takutkan mereka kepada sang pemilik alam? Yang secuil sinarnya saja bisa menghancurkan gunung. Ataukan mungkin ……

Ah sudahlah, biarkan mereka membuka pikirannya ketika dunia ini sudah tidak lagi memandang mereka sebagai pemimpin. Dan biarkan mereka ditulis sejarah sebagai pemimpin pecundang dan bodoh yang terlalu takut pada sistem pembodohan sampai-sampai rakyat pun dibodohi dan diintimidasi.

Kembali ke sasaran utama –korupsi- yang mengataskanamakan suara rakyat, rakyat dan rakyat. Apa benar? Banyak rakyat menderita dan sengsara karena keegoisan para wakil rakya yang satu kursinya saja bisa menghasilkan satu rumah bagus untuk rakyat miskin. Itukah sosok wakil rakyat sebenarnya? Emang benar apa yang di dengungkan oleh salah satu band ternama di Indonesia yang sebagian liriknya ditulis “wakil rakyat seharusnya merakyat”.

Sebagai penggerak dan penerus bangsa, mari kita –para pemuda- yang jiwa semangatnya masih membara tinggi hingga ke ubun-ubun. Jangan sia-siakan hidup kita untuk dibodohi dan diperalat dengan kekuasaan mereka. Sekarang sudah saatnya kita bersatu dan bergerak, jangan gunakan kata “nanti” untuk memperbaiki bangsa. Tapi gunakan kata “ayo” untuk bergerak.[]

saya : Penulis

Related Posts:

0 Response to "Corruption"

Posting Komentar

Follow Me!!

Blogger Tips and TricksLatest Tips And TricksBlogger Tricks

Join Me

Flag Counter